05. 17 sore, Kita bertemu..
Dari jauh sudah kudengar langkahmu, kulihat lagi mata indah itu! Sejenak sapa & jabat tangan dari gengaman kita yang ragu.
Tak sepatutnya kita bertemu hari ini. tak lagi aku pantas menginginkanmu. Kau pun begitu. Tapi entah mengapa kita setuju untuk saling bertemu...Ah, hanya mengulas tentang buku, jawabmu. Jawaban seperti persetujuan itu yang kau ungkap saat aku ajak dirimu.
Hingga akhirnya, kita "terjebak" disini..di dilatasi memori. Mata kita saling tertuju, lurus menukik membelah rasa rindu. Pertemuan ini seperti membuka lagi lembaran terdahulu. Meski diawal kita telah saling sepakat untuk tidak saling menyusuri masa lalu.
Cukup..kita bahas tentang buku Chyin...seperti janjimu! Kaupun setuju.. Hari ini kita menyandang gelas yang berbeda. Kau arabika aku robusta. Akupun tidak lagi duduk merangkul disampingmu. Meski kalimat-kalimat berikutnya yang muncul adalah sebuah tirai yang dihamparkan untuk menyembunyikan gejolakmu & gejolakku. Tapi memang harus begitu..Kita harus tahu bahwa semuanya sudah berakhir di hari itu, di 9 Maret lalu. Tak seharusnya lagi kita mencoba menata lagi serpihan itu..kita telah memilih, memilih sesuatu yang paling bertoleransi dengan waktu, katamu. Dan pada akhirnya memang kita ada di sini. Di jalan yang sudah ditentukan waktu. Sambil sejenak menenggak kopi 2 rasa ini.
07. 12 malam, Kita pulang.. ..tanpa saling pegang! tanpa sapa kecup dikeningmu... Pulang dengan segenggam pengalaman menuju jalan yang sudah ditentukan waktu.
Hingga akhirnya, kita "terjebak" disini..di dilatasi memori. Mata kita saling tertuju, lurus menukik membelah rasa rindu. Pertemuan ini seperti membuka lagi lembaran terdahulu. Meski diawal kita telah saling sepakat untuk tidak saling menyusuri masa lalu.
Cukup..kita bahas tentang buku Chyin...seperti janjimu! Kaupun setuju.. Hari ini kita menyandang gelas yang berbeda. Kau arabika aku robusta. Akupun tidak lagi duduk merangkul disampingmu. Meski kalimat-kalimat berikutnya yang muncul adalah sebuah tirai yang dihamparkan untuk menyembunyikan gejolakmu & gejolakku. Tapi memang harus begitu..Kita harus tahu bahwa semuanya sudah berakhir di hari itu, di 9 Maret lalu. Tak seharusnya lagi kita mencoba menata lagi serpihan itu..kita telah memilih, memilih sesuatu yang paling bertoleransi dengan waktu, katamu. Dan pada akhirnya memang kita ada di sini. Di jalan yang sudah ditentukan waktu. Sambil sejenak menenggak kopi 2 rasa ini.
07. 12 malam, Kita pulang.. ..tanpa saling pegang! tanpa sapa kecup dikeningmu... Pulang dengan segenggam pengalaman menuju jalan yang sudah ditentukan waktu.
Bandung di sore hari..
11 Juni 2008
Untuk "Cyin..." yang memberikan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar