Minggu, 27 Juli 2008

"Rusak" Kebiasaanmu...!

Kriiiing........kring2...jam 5 pagi!!!
Gw diinvasi 2 telepon dan sebuah SMS dari Jino, Umed & Efnida!
"Bangun...lu dimana? Kita dah di Gasibu nih wan!" Begitu kalimat pertama di hari ini yang gw denger dari Jino. Kalimat provokatif untuk membangunkan gw yang sebenernya pada malam sebelumnya punya niat melakukan sebaliknya. Tapi hidup, memang tidak selalu sesuai rencana..Dan kali ini gw gagal jadi subyek.."kalah" dan pada akhirnya jadi obyek!

Yaps, hari ini emang gw ada janji buat briefing jam 5 pagi di tengah-tengah lapangan Gasibu. Gila..Emang!! Apalagi dalam konteks bahasan mengenai urusan kerjaan sama temen2 NLG. Akhir-akhir ini temen2 studio emang selalu ingin berbuat beda dari kebiasaan. Berharap prilaku "merusak" tatanan kehidupan (dramatis euy..) ini bikin atmosfir kerja yang berbeda juga, lebih bergairah katanya. Sambil ada niat sedikit nakal : "ngetawain" orang-orang yang bergerak menuju cerobong mesin2 obsesi kota di pagi hari..kapitalistik!! Gitu kata Fahmi..Heheu!

Tapi yang menarik buat gw sebenernya adalah prilaku merusak tatanan kebiasaan tadi. Pernah nonton film "Girl Next Door"? Ada 1 kalimat yg gw inget dari film itu. "HAL TERGILA APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN BELAKANGAN INI?" Begitu kalimat dari Elisha Cuthbert yang memerankan tokoh utama wanita dalam film itu. Kalimat yang sepintas menantang kita, mengkritik kebisaan tatanan hidup kita. Tapi sebenarnya kalo gw pikir kalimat tsb sangat sarat dengan makna.

Pikiran yang muncul dan tersadarkan begitu gw buka buku lama gw ttg cara menggagas kreatifitas. Timothy RV Foster (penulisnya. red) bilang bahwa salah satu cara membangun kreatifitas adalah dengan "merusak" kebiasaan2 kita. Contoh prilakunya adalah mengubah kebiasaan bepergian kita entah itu tujuannya, cara menujunya, waktunya dll. Dengan begitu kita akan mendapatkan pengalaman yang berbeda karena adanya nuansa dan sudut pandang baru dari "definisi" bepergian kita.

Secara langsung atau tidak, mungkin briefing yang "aneh" tadi pada akhirnya pun menghasilkan sebuah keputusan baru yang memang sedikit berbeda. Sebuah keputusan tentang "wacana" baru metode kerja industri kreatif yang moderat (begitu pikir saya..).Tentang waktu kerjanya, metode, perhitungannya dll.

Masih belum percaya dengan ungkapan saya?
Silahkan Coba...!!!

Bdg..
Kamis, 24 Juli 2008

23 Juli

Untuk ibu..
Yang pada waktu itu telah menjerit pilu demi antarkanku..Antarkan pada dunia..sesi kedua dalam perjalanan kisah manusia. Mengetukkan waktu mulai hidup untukku.

Kau memang bukan sosok yang akan mengingatkanku tentang waktu itu..Saat kau terkapar berderai peluh menerjang..demi aku! Karena kau memang bukan pengabdi waktu berseremoni lilin kecil beraksara..Tapi ku tahu, kau selalu mengabdikan waktu, doa dan curahannya untukku..

Terima kasih atas kesetiaanmu di 24 tahun kisahku..
Maafkanku yang belum bisa hadirkan sebentuk sesuatu untukmu..di waktu ini!

~Waone~

PS : Terima kasih buat semuanya yang sudah investasikan waktu untuk mengingatkanku bahwa waktu terus berjalan..Bahwa arus semakin membawaku, mendekatkanku pada hari itu..

Minggu, 13 Juli 2008

Pelajaran Dari Angkot..

Foto by : Istimewa

~Berangkat~
Hari ini saya ada janji anter desain ke kantornya Mizan di Cinambo. Semestinya pekerjaan seperti ini dilakukan oleh temen saya. Tapi kebetulan, hari ini studio NLG minta bantuannya buat belanja barang2 elektronik. Alhasil saya yang musti berangkat. Jam 8 pagi saya udah stay dipinggir jalan nunggu angkot. Angkot putih bertitle Riung - Dago yang kosong saya stop. Saya naik didepan, samping supir. Supir ini belakangan saya tau namanya Bp. Tarman. Fisiknya mengindikasikan usianya yang udah 50-an.

Angkot melaju..5 menit, 10 menit, 15 menit sampai setengah jam blm ada satu pun penumpang yang naik juga turun (kan penumpangnya cuma saya!). Sampai pada akhirnya angkot udah nyampe perempatan Pasar Cilaki. Disitu angkot berhenti buat ngetem (nunggu penumpang). Lumayan lama, sekitar 7 menit sampe si supir "celingukan" memperhatikan muka saya. Saya sadar, tapi pura-pura cuek meminimalisir keadaan karena saya menangkap ada perasaan ga enak dari pak supir kepada saya karena terlalu lama ngetem. Tapi saya juga sadar bahwa saya ga mungkin & akan memaksanya untuk jalan. Alasannya..
1. Angkot bukan taxi yg bisa dikendalikan secara personal oleh penumpangnya.
2. Si supir pasti sedang cemas karena "billing"nya blm menutupi setorannya (Kan penumpangnya cuma saya)!
3. Saya memang tidak terburu-buru!

Untuk sedikit mencairkan suasana, saya ajak ngobrol dia..(aslinya dalam bahasa sunda)
"Sepi penumpang ya pak?"
"Euh..Iya Dik!" sedikit kaget.
"Memang dah berapa RIT* pak?".

"Dah 3 tapi sepi aja..angkot banyak, tapi penumpang dikit"
sambil tetap senyum.

"Kenapa gak coba strategi salip2an kaya supir lain?"
pancing saya.

"Ah buat apa dik,..kita salip2an ma angkot sejenis buat rebutan penumpang didepan
tapi kalo blm rezeki yha sama aja, malah takutnya ntar nyelakain penumpang didalamnya. Lagian rezeki kan milik dik, sapa tau malah ada dibelakang angkot kita".
"Hmm.."
"Eh, punten atuh dik saya lama ngetem..mang mau kemana?"
"Oh ke....Bla.....bla..bla....".

Sambil terus ngobrol angkot melaju lagi dan akhirnya dapat penumpang banyak di pintu jembatan layang Kiara Condong.

_______________________________________

~Pulang~
Saya pulang ke Dago jam 5-an sore. Harusnya bisa lebih cepat. Tapi tadi sempet mampir ke studionya NLG buat ngobrol-ngobrol. Kembali saya naik angkot putih Riung - Dago dari Sukarno Hatta. Kali ini angkot yang saya tumpangi "bernasib" sama dengan angkot keberangkatan saya, Kosong! Dan saya juga duduk didepan, samping supir. Kali ini supirnya lebih muda dari angkot keberangkatan saya.

Angkot melaju.. ..5 menit, 10 menit, 15 menit, hampir setengah jam blm ada satu pun penumpang yang naik! Yang didapat malah kemacetan di Pasar Kiara Condong. Padahal jam segini biasanya banyak penumpang dari buruh pabrik sampai anak sekolah yang naik. Si supir tekan klakson berulang-ulang. Kata-kata cacian juga ga absen. Kadang gumaman seperti kemarahannya pada diri sendiri yang frustasi. Lepas dari dari kemacetan angkot digeber kencang salip-salipan dengan angkot sejenisnya mulai dari Jl. Jakarta.

Prilaku supir jelas bikin saya rada sebel karena merasa mendapat "service" yang kurang nyaman. Tapi si supir sepertinya tidak peduli dengan isyarat ketidaknyamanan saya. Angkot terus melaju memburu "mangsa" nya dan tetap tidak mendapat penumpang sampai saya turun di Simpang yang ada restoran fastfood-nya (dengan selamat!).

Trs saya doa :
Makasih Tuhan..

Makasih atas kecukupan rezekinya..bukan kelebihannya!

Sehingga saya belum mampu beli motor,

Sehingga saya masih punya kesempatan memetik banyak pelajaran dari angkot..


Bdg,
Senin
30 Juni 2008


* RIT : jarak tempuh bolak-balik angkot ke tujuan.

Di Waktu Ini!

Foto by : Waone

05. 17 sore, Kita bertemu..

Dari jauh sudah kudengar langkahmu, kulihat lagi mata indah itu! Sejenak sapa & jabat tangan dari gengaman kita yang ragu.

Tak sepatutnya kita bertemu hari ini. tak lagi aku pantas menginginkanmu. Kau pun begitu. Tapi entah mengapa kita setuju untuk saling bertemu...Ah, hanya mengulas tentang buku, jawabmu. Jawaban seperti persetujuan itu yang kau ungkap saat aku ajak dirimu.

Hingga akhirnya, kita "terjebak" disini..di dilatasi memori. Mata kita saling tertuju, lurus menukik membelah rasa rindu. Pertemuan ini seperti membuka lagi lembaran terdahulu. Meski diawal kita telah saling sepakat untuk tidak saling menyusuri masa lalu.


Cukup..kita bahas tentang buku Chyin...seperti janjimu! Kaupun setuju.. Hari ini kita menyandang gelas yang berbeda. Kau arabika aku robusta. Akupun tidak lagi duduk merangkul disampingmu. Meski kalimat-kalimat berikutnya yang muncul adalah sebuah tirai yang dihamparkan untuk menyembunyikan gejolakmu & gejolakku. Tapi memang harus begitu..Kita harus tahu bahwa semuanya sudah berakhir di hari itu, di 9 Maret lalu. Tak seharusnya lagi kita mencoba menata lagi serpihan itu..kita telah memilih, memilih sesuatu yang paling bertoleransi dengan waktu, katamu. Dan pada akhirnya memang kita ada di sini. Di jalan yang sudah ditentukan waktu. Sambil sejenak menenggak kopi 2 rasa ini.

07. 12 malam, Kita pulang.. ..tanpa saling pegang! tanpa sapa kecup dikeningmu... Pulang dengan segenggam pengalaman menuju jalan yang sudah ditentukan waktu.

Bandung di sore hari..
11 Juni 2008

Untuk "Cyin..." yang memberikan waktu.

Kamis, 10 Juli 2008

Untuk Efnida ..

Dulu aku yang singgahi kotamu..
Sekarang kau yang singgahi pelukku..hatiku!
Mari berjalan bersama..
Menikmati hidup dari kaca-kaca jendela gerbong hidup kita...


Bdg & Curup
Akhir Juni '08